makalah paraphrase
MAKALAH
MEMBUAT PARAFRASE LISAN
Disusun oleh:
1.khoirul
2.sartana
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN REJANG LEBONG
SMK N 1 CURUP TIMUR
2009/2010
Kata pengantar
Assalammualaikum, wr,wb
Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt, karena berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini dengan
sebaik-baiknya. Solawat dan salam semoga tersampaikan kepada nabi
Muhammad saw.
Kami sengaja menyusun makalah ini dengan maksud untuk melaksanakan tugas
yang diberikan sekaligus mempelajari isi dari makalah yang kami buat.
Makalah ini berisi tentang PARAFRASE LISAN.
Penyusn berharap agar makalah ini dapata bermanfaat bagi para
pembacanya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, sehingga makalah ini
dap[at diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu kami harapkan kritik dan sarannya. Agar kami bias membat
makalah dengan lebih baik lagi dan kesempurnaan pada makalah yang akan
dating.
Wasssallam…
Curup,25 Januari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
-Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Permasalahan
C.Ruang Lingkup Permasalahan
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Pengertian Parafrase
B.Teknik Membuat Parafrase
C.Contoh Parafrase
BAB 3 PENUTUP
A.Simpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Parafrase lisan adalah sebuah uraian tertulis yang telah dibaca atau
didengar dan diungkapkan kembali secaralisan dengan kalimat sendiri.
Pembuatan parafrase ini memerlukan tekni-teknik. Banyak siswa-siswi yang
belum mengerti cara pembuatan parafrase dengan baik, oleh karena itu
kami membuat makalah ini dengan tujuan agar siswa-siwi mengerti cara
pembuatan parafrase dengan baik dan benar. Semoga makalah ini berguna
bagi kita semua.
B.Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan parafrase ?
2. Bagaimana teknik membuat parafrase ?
3. Buatlah parafrase dari suatu wacana atau artikel !
C.Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam pembuatan parafrase banyak yang belum mengetahui teknik atau cara
untuk membuat parafrase dengan baik. Banyak juga yang belum mengetahui
apa yang dimaksud dengan parafrase, oleh karena itu kami mengambil
permasalahan diatas dengan maksud dan tujuan supaya yang membaca makalah
ini dapat mngetahui pengertian parafrase dajn teknik pembuatannya.
A. Pengertian Parafrasa
Berdasarkan kamus bahasa indonesia parafrasa adalah
1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam
bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya
2. Penguraian kembali sebuah teks dalam bentuk yang lain, dengan maksud untuk dapay menjelaskan makna yang tersembunyi
Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau
karangan menjadi bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal.
Langkah membuat parafrasa dengan cara meringkasnya terlebih
dahulu. namun, hasus diingat parafrasa disusun dengan bahasa
sendiri bukan dengan bahsa asli penulis.
B. Cara Membuat Parafrasa
Berikut adalah hal yang perlu dilakukan untuk membuat parafrasa
dari sebuah bacaan.
(1) Bacalah naskah yang akan diparafrasakan sampai selesai untuk
memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan
(2) Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian
penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada bacaan.
(3) Catatlah kalimat inti dan kata-kata kunci secara berurut.
(4) Kembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok
yang sesuai dengan topik bacaan.
(5) Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan
bahasa sendiri.
Teknik membuat Parafrasa lisan adalah sebagai berikut
1. Membaca Informasi secara teliti dan cermat
2. Memahami isi informasi secara umum.
3. menulis inti pokok informasi dengan kalimat sendiri
4. mencatat kalimat pokok secara urut
5. menegmbangkan kalimat inti atau kata-kata kunci menjadi pokok-pokok pikiran sesuai dengan tema/topik informasi sumber
6. menyampaikan secara lisan menggunakan kalimat sendiri
CDMA
Halo-halo di Simpang Abu-abu
SILANG pendapat soal telepon tetap tanpa kabel (wireless) berujung di
Gedung Departemen Pos dan Telekomunikasi. Kamis pekan lalu, Djamhari
Sirat, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel),
mengundang semua bos perusahaan operator jasa telekomunikasi. Hadir
dalam pertemuan itu, antara lain wakil dari Telkom, Indosat, Satelindo,
Telkomsel, IM3, Excel, Ratelindo, dan Komselindo.Intinya, para pelaku
bisnis halo-halo itu berembuk tentang masa depan industri
telekomunikasi. Debat paling seru, ya, soal mencari titik temu
kontroversi serbuan telepon tetap tanpa kabel berbasis teknologi code
division multiple acces (CDMA) milik PT Telkom.Perdebatan dipicu oleh
gerakan agresif Telkom memasarkan TelkomFlexi. Peluncurannya di Jakarta,
dua pekan lalu, membuat para operator telepon genggam berbasis global
system for mobile communication (GSM) ketar-ketir. Sebab, produk Telkom
itu tak ubahnya telepon seluler. Yakni dengan handset yang bisa
ditenteng ke mana-mana. Persis telepon genggam biasa. Namun tarifnya
setara dengan pulsa lokal (lihat GATRA edisi 18/09, 22 Maret 2003).
Selain itu, teknologi CDMA yang diboyong TelkomFlexi dilengkapi dengan
berbagai fitur seperti pada telepon seluler. Ditambah lagi, handset CDMA
memiliki kemampuan mengakses data dan koneksi internet lebih cepat.
Seperti halnya telepon seluler, Flexi tersedia dalam dua pilihan, yakni
pascabayar dan prabayar. Dengan berbagai kelebihan itu, dikhawatirkan
Flexi menggerus pasar GSM.
Djamhari Sirat merasa perlu menanggapinya. Lewat secarik kertas yang
diteken pada 27 Mei, Djamhari menegaskan rambu-rambu bagi Telkom selaku
operator telepon wireless. Menurut dia, mobilitas TelkomFlexi seharusnya
diarahkan di wilayah dalam area cakupan satu base transceiver station
(BTS), tanpa memberlakukan roaming, handover, atau automutasi terminal
pelanggan. Tapi, Dirjen Postel mendukung pemanfaatan fitur atau nilai
tambah pada sistem CDMA itu.
Perlu dicatat, izin awal TelkomFlexi diarahkan untuk mempercepat
peningkatan penetrasi layanan telekomunikasi. ''Fix wireless diharapkan
mampu menjadi solusi untuk memenuhi daftar tunggu pendaftar telepon,
khususnya di daerah yang tidak terjangkau jaringan kabel telepon,'' kata
Djamhari. Tetapi, ia menemukan fakta, TelkomFlexi hanya dibangun di
kota-kota besar yang selama ini sudah terjangkau jaringan
telekomunikasi.
Para pelaku operator GSM menilai, maraknya penggunaan teknologi CDMA
lantaran ketidakjelasan tatanan regulasi telekomunikasi di Indonesia.
Langkah peluncuran TelkomFlexi di perkotaan besar ibarat Telkom menyalip
operator lain di jalur abu-abu. ''Para investor menginginkan kejelasan
dan ketegasan soal regulasi,'' ujar Rudiantara, Ketua Asosiasi
Telekomunikasi Seluler Indonesia.
Menurut Rudi, regulasi itu harus berpegang pada kaidah-kaidah
internasional. Intinya, kalau jaringan itu termasuk telepon tetap, apa
pun teknologinya, baik tanpa kabel maupun dengan kabel, mestinya
diperlakukan sebagai telepon tetap (fixed line). Sebab, lisensinya
berbeda dari yang dikantongi penyelenggara jaringan seluler. ''Kalau
tidak ada ketegasan, nanti muncul situasi ganjil apabila teknologi yang
sama dipakai oleh penyelenggara dengan lisensi berbeda,'' kata Rudi
kepada Marya Onny dari GATRA.
Hal lain yang disoal adalah masalah pengaturan tarif. Banderol pulsa
lokal untuk Flexi, menurut Wimboh S. Hardjito, Direktur Niaga Seluler PT
Satelindo, masih diguyur subsidi. Dijelaskan, penetapan tarif untuk
seluler terdiri dari dua bagian, yakni tarif interkoneksi yang
dibayarkan ke perusahaan pemilik jalur yang dilewati dan ongkos airtime
yang menjadi keuntungan operator seluler. Nah, TelkomFlexi tidak
mengutip ongkos airtime. ''Kondisi ini bisa merusak tatanan yang ada di
industri seluler,'' kata Wimboh.
Wimboh memprediksi, bila Telkom tetap memberlakukan tarif subsidi untuk
si Flexi, dalam jangka waktu enam bulan, bisnis Satelindo akan
terganggu. ''Saya perkirakan ada kemungkinan rugi, tapi angka pastinya
belum diketahui,'' ujarnya. Untuk menghadang gerogotan TelkomFlexi,
pihaknya terus melakukan pembenahan dan memberi pelayanan lebih kepada
konsumen. Misalnya dengan memperluas daya jangkau sinyal GSM, serta
memperbanyak fitur canggih seperti Satelindo@acces, GPRS, Mentari
Internasional, dan pembebasan roaming di penjuru Tanah Air.
Strategi membentengi diri juga dijalani Telkomsel. Pemilik kartuHALO dan
SimPATI itu mulai memperluas zona lokal seluler dan bebas roaming sejak
awal Mei lalu. ''Sebelumnya tercatat 27 POC (point of charge), kini
menyusut jadi 18,'' kata Azis Fuedi, juru bicara Telkomsel. Ambil
contoh, selain bebas roaming, kini pembicaraan dengan fasilitas
kartuHALO dan simPATI di seluruh Bali dan Nusa Tenggara dikenai tarif
lokal.
Begitu juga untuk cakupan seluruh Papua, area Jawa
Jambi-Bengkulu-Bangka, serta Sulawesi Utara-Maluku dan Kalimantan
Selatan-Tengah. Dengan perluasan zona lokal ini, Telkomsel berharap
tetap memiliki nilai lebih dibandingkan dengan telepon tetap tanpa kabel
yang tidak bisa menembus keluar kode area.
Meski Erik Meijer, General Manager PT Telkomsel, mengaku belum terganggu
oleh kehadiran TelkomFlexi. Tapi, ia menyimpan rasa waswas. Menurut
dia, kalau proyek CDMA ala Telkom ini dibawa ke arah telepon bergerak,
hak dan kewajibannya harus mengikuti aturan yang berlaku pada operator
seluler. ''Kalau masih diperlakukan sebagai operator telepon tetap, ya,
nggak fair,'' kata Erik kepada Rini Anggraini dari GATRA. Namun,
sepanjang Flexi mengikuti aturan, Erik justru melihatnya sebagai pemicu
perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.
Meski kehadiran Flexi diributkan, toh pihak Telkom maju tak gentar.
Setelah meluncurkan TelkomFlexi di Surabaya, akhir tahun lalu, disusul
Denpasar dan kota-kota besar lain seperti Balikpapan, Batam, dan
Makassar, akhirnya Jakarta pun dirambah. Telkom melakukan investasi
terbesar paket CDMA dari proyek T-21 (Telkom abad ke-21).
Dani Ramdani, Senior Manager Pembangunan dan Operasi Divisi Fixed
Wireless PT Telkom, menjelaskan, perusahaan pelat merah ini merencanakan
pembangunan 46 BTS yang memancari 90% wilayah di Jakarta. ''Target kami
membangun 125 BTS untuk melayani seluruh wilayah Jakarta,'' kata Dani.
Setelah Jakarta, TelkomFlexi akan digiring ke Medan, Malang,
Palangkaraya, Banjarmasin, Bandung, Semarang, dan terakhir Yogyakarta.
Investasi untuk membangun jaringan CDMA diperkirakan US$ 200 hingga US$
250 per satuan sambungan. Bandingkan dengan investasi untuk jaringan
kabel yang mencapai US$ 800 hingga US$ 1.000.
Menurut Dani, penerapan teknologi CDMA bermula dari proyek T-21 yang
dirancang bersama konsultan Booz Allen Hamilton. T-21 mengkaji berbagai
alternatif teknologi untuk basis pengembangan Telkom. Intinya,
menyediakan akses telekomunikasi murah bagi masyarakat.
Berbagai teknologi seperti GSM, CDMA, dan PHS sistem Jepang dievaluasi.
Hasilnya dipilih CDMA 2000 1X dengan pertimbangan investasinya cukup
murah. Samsung ditunjuk sebagai vendor sistem operasi sekaligus
pembangunan BTS untuk kawasan Indonesia Timur, sedangkan Ericsson
kebagian membangun BTS untuk Jakarta, dan Motorola untuk Sumatera.
Dani menegaskan perbedaan Flexi dan layanan seluler. ''Seluler
dioperasikan kapan saja dan di mana saja, sedangkan Flexi dipakai kapan
saja di areal terbatas,'' katanya. Meski handset Flexi bisa dicangking
ke mana saja, Telkom memprogram penggunaannya terbatas di dalam kode
area yang ditentukan.
Pelanggan TelkomFlexi di Jakarta, misalnya, tidak bisa mengoperasikan
pesawatnya di Bogor. Untuk area Jakarta, Telkom berencana membagi
wilayah dalam lima sektor. Jika melakukan panggilan di luar sektor asal,
pelanggan dikenai biaya automutasi sebesar Rp 50 per menit.
Kemudahan automutasi dan konsentrasi pembangunan di kota-kota besar
inilah yang dipersoalkan Djamhari. ''Kita ingin teknologi telekomunikasi
menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat,'' kata Djamhari kepada Andy
Saputro dari GATRA.
Dia menjelaskan, pihaknya membentuk tim kecil, terdiri dari unsur
pemerintah, para operator, dan pihak-pihak terkait untuk meninjau ulang
tatanan telekomunikasi Indonesia. Tim ini telah mengumpulkan data-data,
dan dalam proses penataan. ''Tujuannya, agar industri telepon dapat maju
terus dan menguntungkan semua pihak secara fair,'' ujar Djamhari.
Gelombang kritik yang dialamatkan ke Telkom selaku perintis telepon
nirkabel berbasis CDMA ditanggapi Garuda Sugardo, Direktur Telkom,
dengan enteng. ''Jika konsumen mendapat pilihan lebih baik, mengapa
diributkan?'' kata Garuda kepada Johansyah dari GATRA.
Bahwa peluncuran TelkomFlexi dimulai dari kota besar, menurut Garuda,
itu hanya proses awal dari rencana Telkom membangun jaringan serupa di
40 kota. ''Telkom berencana masuk juga ke kota-kota kecil yang tidak
dilirik operator lain,'' katanya. Kebetulan, kota besar memiliki
infrastruktur lebih lengkap, sehingga memudahkan pengenalan ke
masyarakat.
Warga Surabaya dan Denpasar terbukti
cukup antusias menyambut kehadiran telepon tanpa kabel bertarif lokal
ini. Syaifuddin Zuhri, misalnya, kepincut produk anyar keluaran Telkom
itu, dua bulan lalu. Pemilik usaha biro perjalanan Sepinggan Indah Jaya
di Surabaya ini setiap bulan menghabiskan Rp 2 juta untuk berkomunikasi
dengan koleganya.
Dengan biaya Rp 1,6 juta, ia mendapat layanan TelkomFlexi, lengkap
dengan handset dan nomornya, sejak tiga pekan lalu. ''Saya gunakan
setiap saat, ternyata biayanya baru Rp 200.000,'' ujar Syaifuddin.
Sayangnya, ia tak bisa menggunakan pesawatnya ketika harus ke luar kota,
sehingga telepon seluler masih tetap dia butuhkan.
Di Bali, pemakai TelkomFlexi mencapai 2.500 orang sejak diluncurkan
akhir tahun lalu. Kata Saiful Azhar, Kepala Unit Legal dan Promosi
Kandatel Bali, Telkom membangun 10.000 unit sambungan untuk wilayah
Denpasar dan Badung, yang didukung empat BTS.
Sayangnya, ketika baru diluncurkan, handset CDMA masih langka, sehingga
menyulitkan para pelanggan baru. Hambatan lain, menurut pengakuan
beberapa pemakai, sinyal TelkomFlexi masih lemah. Tetapi, diakui Ni
Komang Suartini, seorang pelanggan TelkomFlexi, bisnisnya makin lancar
setelah tangannya selalu menggenggam handset CDMA tipe Samsung A250 yang
dibelinya seharga Rp 1,5 juta.
Beda dengan kondisi di Bali, kini handset CDMA membanjiri Jakarta.
Setidaknya, ada empat merek yang dicatat Satrio Adhi dari GATRA ketika
berkunjung ke ITC Roxy Mas, yakni Motorola, Nokia, Samsung, dan Sanex.
''Harganya Rp 1,5 hingga Rp 1,6 juta,'' kata Maria, seorang penjual alat
komunikasi seluler. Tetapi, sampai pekan lalu, Maria belum berhasil
menjual handset itu.
Bagaimanapun, Flexi telah hadir dengan ragam layanan lebih menggiurkan.
Akankah teknologi GSM yang pernah menggilas habis bisnis pager bakal
terjadi? Di atas kuasa regulator dan kepentingan operator, mestinya
konsumen harus diutamakan.
BAB 3
PENUTUP
A.Simpulan
Dari isi makalh ini kita dapat menarik simpulan yaitu, dalam pembuatan
parafrase kita harus memperhatikan teknik-teknik dalam pembuatan
parafrase.
Dalm pembuatan parafrase diperlukan kecermatan dalam membaca, mencatat,
mengembangkan, dan menguraikan kalimat-kalimat yang telah kita baca.
B.Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar terus berlatih dalam pembuatan
parafrase dan dalam membuat parafrase kita harus melakukan dengan
teknik-teknik yang telah tercantum dalam isi makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca dan juga penyusun. Kami selaku
poenyusun minta maaf atas kekuramngan pada makalah kmai dan mohon kritik
dan sarannya.
Wassallam ..